Sebagai seorang guru, tentu harus menguasai berbagai macam keterampilan mengajar. Salah satu keterampilan mengajar yang perlu dikuasai oleh seorang guru adalah keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan atau bisa disebut dengan pembelajaran kelas rangkap.
Dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru.
Meskipun pendekatan pembelajaran dilakukan secara berkelompok, tentu saja guru perlu memperhatikan setiap karakteristik yang dimiliki oleh setiap siswa. Setiap siswa itu unik, mereka memiliki karakteristik yang berbeda, tingkat kemampuan berpikir yang berbeda, serta minat dan bakat yang berbeda pula.
Dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan, guru harus mampu memfasilitasi semua keragaman yang dimiliki oleh siswa tersebut. Ada beberapa teknik yang dapat guru lakukan untuk memfasilitasi perbedaan individual.
a. Guru dapat mengelompokkan siswa secara heterogen. Siswa dikelompokkan dengan tingkat kognitif yang berbeda, jenis kelamin yang berbeda, bahkan ras yang berbeda pula jika ada. Hal tersebut dilakukan agar setiap siswa dapat saling melengkapi dan bersosialisasi.
Siswa yang kemampuan kognitifnya kurang dibandingkan dengan teman-temannya yang lain dapat dibantu dengan siswa yang kemampuan kognitifnya lebih dari teman-temannya yang lain, namun hal ini tidak terlepas dari bimbingan, perjatian, dan pengawasan guru. Guru harus mampu memfasilitasi setiap perbedaan individual dari setiap kelompok.
Mungkin kelompok secara heterogen adalah cara yang lebih sulit untuk guru melakukan pembelajaran pada setiap individu, karena setiap siswa yang memiliki kemampuan kognitif kurang ditempatkan secara terpisah. Namun teknik ini dapat membantu siswa dengan kemampuan kognitif lebih agar belajar berbagi ilmu kepada teman-temannya yang memiliki tingakt kemampuan kognitif yang kurang.
b. Guru dapat mengelompokkan siswa secara homogen dilihat dari tingkat kemampuan kognitif siswa. Hal ini dilakukan untuk mempermudah guru dalam melakukan bimbingan khusus kepada setiap siswa yang memiliki tingkat kemampuan kognitif yang sama, sehingga setiap siswa dapat terfasilitasi sesuai dengan kemampuan belajarnya.
Teknik ini sepertinya lebih mudah untuk guru memfasilitasi setiap perbedaan individual siswa. Guru dapat memberikan tugas yang berbeda pada setiap kelompok sesuai dengan tingkat kemampuan kognitif siswa pada setiap kelompok.
Kedua teknik di atas dapat dilakukan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh seorang guru dan dapat disesuaikan dengan keadaan siswa.
2. Memperhatikan dan melayani kebutuhan setiap siswa
Setiap siswa memiliki latar belakang dan pengalaman yang berbeda, sehingga kebutuhan setiap siswa pun berbeda. Maka dari itu sebagai seorang guru seyogyanya dapat memperhatikan dan melayani kebutuhan setiap siswa. Jangan sampai siswa yang memiliki tingkat kemampuan kognitif berbeda diberikan tugas yang sama.
3. Mengupayakan proses pembelajaran aktif dan efektif
Mengajar kelompok kelompok kecil dan perorangan tiada lain bertujuan agar pembelajaran berjalan secara aktif dan efektif. Untuk membuat pembelajaran aktif dan efektif guru harus berusaha secara aktif melakukan bimbingan belajar kepada setiap siswa. Misalnya, dalam pembelajaran kelompok, guru harus berada di tenagh-tengah siswa dan semua siswa dibimbing (mobilitas di dalam kelas).
4. Merangsang tumbuh-kembangnya kemampuan optimal siswa
Hal penting yang perlu diperhatikan oleh seorang guru adalah memperhatikan tumbuh kembangnya kemampuan optimal siswa, tidak hanya aspek intelektual saja, namun aspek emosional, sosial, moral, aspek bahasa dan aspek fisik pun perlu diperhatikan oleh seorang guru.
Untuk merangsang tumbuh kembangnya kemampuan optimal siswa, guru dapat melakukannya dengan cara memberikan teladan yang baik bagi para peserta didiknya. Sedangkan untuk merangsang aspek bahasa, guru dapat menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik pada saat pemebelajaran.
5. Pergeseran dari pembelajaran klasikal ke pembelajaran kelompok kecil dan perorangan
Jika biasanya seorang guru menggunakan pembelajaran secara klasikal, lebih baik memulai untuk menggunakan pembelajaran secara berkelompok kemudian mengarah pada pembelajaran perorangan. Namun jika anda adalah seorang calon guru, maka mulailah mengajar dengan cara perorangan kemudian secara bertahap menggunakan pembelajaran secara kelompok kecil.
6. Langkah-langkah mengajar kelompok kecil dan perorangan
Langkah pertama yang perlu dilakukan ketika mengajar kelompok kecil, guru perlu mengorganisasikan siswa, sumber belajar, materi, tempat belajar, serta waktu yang diperlukan dalam pembelajaran. Kemudian kegiatan pembelajaran kelompok kecil dapat diakhiri dengan kulminasi berupa membuat rangkuman atau laporan.
Sedangkan kegiatan dalam pengajaran perorangan guru dapat membuat bahan ajar untuk setiap siswanya. Contohnya jika ada siswa yang kesulitan dalam belajar matematika, guru perlu memberikan bimbingan secara perorangan, tetapi ketika ada siswa yang tidak mengalami kesulitan dalam belajar matematika maka siswa tersebut diminta untuk mengerjakan sendiri atau boeh bertanya kepada temannya.
7. Menggunakan berbagai variasi dan pengorganisasiannya
Agar pembelajaran tidak membosankan, maka diperlukan berbagai variasi dalam pengorganisasian dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan.
ebagai contoh, siswa tidak harus satu kelompok dengan orang yang sama, tetapi siswa juga terkadang dapat memilih dengan siapa ia berkelompok, atau guru dapat mengelompokkan siswa dengan teman yang lainnya. Model pembelajaran berkelompok juga diperlukan disini, agar pembelajaran lebih variatif.
Itulah hal-hal yang perlu diperhatikan ketika mengajar kelompok kecil dan perorangan, semoga bermanfaat.
Dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru.
Berikut Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika mengajar kelompok kecil dan perorangan
1. Pembelajaran berdasarkan perbedaan individualMeskipun pendekatan pembelajaran dilakukan secara berkelompok, tentu saja guru perlu memperhatikan setiap karakteristik yang dimiliki oleh setiap siswa. Setiap siswa itu unik, mereka memiliki karakteristik yang berbeda, tingkat kemampuan berpikir yang berbeda, serta minat dan bakat yang berbeda pula.
Dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan, guru harus mampu memfasilitasi semua keragaman yang dimiliki oleh siswa tersebut. Ada beberapa teknik yang dapat guru lakukan untuk memfasilitasi perbedaan individual.
a. Guru dapat mengelompokkan siswa secara heterogen. Siswa dikelompokkan dengan tingkat kognitif yang berbeda, jenis kelamin yang berbeda, bahkan ras yang berbeda pula jika ada. Hal tersebut dilakukan agar setiap siswa dapat saling melengkapi dan bersosialisasi.
Siswa yang kemampuan kognitifnya kurang dibandingkan dengan teman-temannya yang lain dapat dibantu dengan siswa yang kemampuan kognitifnya lebih dari teman-temannya yang lain, namun hal ini tidak terlepas dari bimbingan, perjatian, dan pengawasan guru. Guru harus mampu memfasilitasi setiap perbedaan individual dari setiap kelompok.
Mungkin kelompok secara heterogen adalah cara yang lebih sulit untuk guru melakukan pembelajaran pada setiap individu, karena setiap siswa yang memiliki kemampuan kognitif kurang ditempatkan secara terpisah. Namun teknik ini dapat membantu siswa dengan kemampuan kognitif lebih agar belajar berbagi ilmu kepada teman-temannya yang memiliki tingakt kemampuan kognitif yang kurang.
b. Guru dapat mengelompokkan siswa secara homogen dilihat dari tingkat kemampuan kognitif siswa. Hal ini dilakukan untuk mempermudah guru dalam melakukan bimbingan khusus kepada setiap siswa yang memiliki tingkat kemampuan kognitif yang sama, sehingga setiap siswa dapat terfasilitasi sesuai dengan kemampuan belajarnya.
Teknik ini sepertinya lebih mudah untuk guru memfasilitasi setiap perbedaan individual siswa. Guru dapat memberikan tugas yang berbeda pada setiap kelompok sesuai dengan tingkat kemampuan kognitif siswa pada setiap kelompok.
Kedua teknik di atas dapat dilakukan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh seorang guru dan dapat disesuaikan dengan keadaan siswa.
2. Memperhatikan dan melayani kebutuhan setiap siswa
Setiap siswa memiliki latar belakang dan pengalaman yang berbeda, sehingga kebutuhan setiap siswa pun berbeda. Maka dari itu sebagai seorang guru seyogyanya dapat memperhatikan dan melayani kebutuhan setiap siswa. Jangan sampai siswa yang memiliki tingkat kemampuan kognitif berbeda diberikan tugas yang sama.
3. Mengupayakan proses pembelajaran aktif dan efektif
Mengajar kelompok kelompok kecil dan perorangan tiada lain bertujuan agar pembelajaran berjalan secara aktif dan efektif. Untuk membuat pembelajaran aktif dan efektif guru harus berusaha secara aktif melakukan bimbingan belajar kepada setiap siswa. Misalnya, dalam pembelajaran kelompok, guru harus berada di tenagh-tengah siswa dan semua siswa dibimbing (mobilitas di dalam kelas).
4. Merangsang tumbuh-kembangnya kemampuan optimal siswa
Hal penting yang perlu diperhatikan oleh seorang guru adalah memperhatikan tumbuh kembangnya kemampuan optimal siswa, tidak hanya aspek intelektual saja, namun aspek emosional, sosial, moral, aspek bahasa dan aspek fisik pun perlu diperhatikan oleh seorang guru.
Untuk merangsang tumbuh kembangnya kemampuan optimal siswa, guru dapat melakukannya dengan cara memberikan teladan yang baik bagi para peserta didiknya. Sedangkan untuk merangsang aspek bahasa, guru dapat menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik pada saat pemebelajaran.
5. Pergeseran dari pembelajaran klasikal ke pembelajaran kelompok kecil dan perorangan
Jika biasanya seorang guru menggunakan pembelajaran secara klasikal, lebih baik memulai untuk menggunakan pembelajaran secara berkelompok kemudian mengarah pada pembelajaran perorangan. Namun jika anda adalah seorang calon guru, maka mulailah mengajar dengan cara perorangan kemudian secara bertahap menggunakan pembelajaran secara kelompok kecil.
6. Langkah-langkah mengajar kelompok kecil dan perorangan
Langkah pertama yang perlu dilakukan ketika mengajar kelompok kecil, guru perlu mengorganisasikan siswa, sumber belajar, materi, tempat belajar, serta waktu yang diperlukan dalam pembelajaran. Kemudian kegiatan pembelajaran kelompok kecil dapat diakhiri dengan kulminasi berupa membuat rangkuman atau laporan.
Sedangkan kegiatan dalam pengajaran perorangan guru dapat membuat bahan ajar untuk setiap siswanya. Contohnya jika ada siswa yang kesulitan dalam belajar matematika, guru perlu memberikan bimbingan secara perorangan, tetapi ketika ada siswa yang tidak mengalami kesulitan dalam belajar matematika maka siswa tersebut diminta untuk mengerjakan sendiri atau boeh bertanya kepada temannya.
7. Menggunakan berbagai variasi dan pengorganisasiannya
Agar pembelajaran tidak membosankan, maka diperlukan berbagai variasi dalam pengorganisasian dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan.
ebagai contoh, siswa tidak harus satu kelompok dengan orang yang sama, tetapi siswa juga terkadang dapat memilih dengan siapa ia berkelompok, atau guru dapat mengelompokkan siswa dengan teman yang lainnya. Model pembelajaran berkelompok juga diperlukan disini, agar pembelajaran lebih variatif.
Itulah hal-hal yang perlu diperhatikan ketika mengajar kelompok kecil dan perorangan, semoga bermanfaat.
Tag :
Pendidikan
0 Komentar untuk "Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika mengajar kelompok kecil dan perorangan"
Silakan berkomentar sesuai dengan isi postingan. Berkomentarlah dengan positif dan membangun. Mohon untuk tidak menyertakan link aktif. Terimakasih