Inilah Yang Harus Dilakukan Ketika Sedang Merasa Down - Siapa aja yang pernah merasakan hal yang satu ini? Down? Merasa putus asa. Merasa jatuh sejatuh jatuhnya. Merasa bahwa masalah yang sedang dihadapi itu merupakan masalah yang sangat besar dan sangat sulit untuk diselesaikan. Merasa bahwa ga ada jalan lagi yang bisa dilalui. Merasa diri tidak berguna.
Maka inilah hal yang bisa membantu teman-teman semua untuk bangkit dari rasa down tersebut :
1. Banyak mempersibuk diri dengan hal yang positif dan renungkan kata-kata ini : “jika kita merasa lelah setelah mengerjakan kebaikan, maka lelah akan tergantikan. Dan kebaikan akan menjadi sebuah pahala” –ummar bin khattab-
2. Setiap merasa down dan terdeteksi akan terjangkitnya virus bad mood, ingat dan resapilah cerita berikut :
Ada dua buah ember yang selalu dipakai pemuda untuk mengantarkan air kepada rumah warga tiap harinya ia mengantarkan 2liter dari ember tersebut. Namun pada suatu hari, salah satu ember tersebut ada yang retak. Sehingga pemuda yang selalu membawa air tersebut hanya dapat mengantarkan satu setengah liter air pada setiap rumah warga.
Ember yang memiliki keretakan merasa minder dengan ember yang satunya. Karena ia hanya dapat membawa setengah liter tiap harinya. Setelah berjalan aktifitas pemuda tersebut selama 2 tahun.
Ember retak tersebut berbicara kepada pemuda tersebut. Wahai pemuda, maafkanlah aku, karena kekuranganku, aku hanya dapat membawa setengah liter saja tiap harinya. Aku malu pada diriku sendiri. Aku selalu menumpahkan setengah liter air sisanya ke jalan. Aku minta maaf atas hal itu wahai pemuda. Aku telah mengurangi jumlah penghasilanmu selama 2 tahun terakhir ini.
Sang pemuda hanya tersenyum melihat ember yang mengeluh tersebut. Lalu ia berkata, janganlah kamu merasa minder atas kekuranganmu wahai ember retak. Karena sesungguhnya, bukit yang selalu kita lewati saat menuju ke rumah warga itu, selalu mendapatkan air dari retakanmu itu, sehingga bukit tersebut menjadi bukit yang penuh dihiasi oleh tanaman berbunga.
Jangan merasa menyesal ember, dengan segala kekurangan yang kamu punya, karena dibalik itu semua Allah sudah memperhitungkan dan membuat engkau berguna dengan kekurangan engkau itu dari segi yang lainnya.
3. Memaknai lebih dalam pesan yang ada dalam cerita dibawah ini:
Ada seorang anak yang berlari menghampiri kakek tua yang sedang memandangi telaga sejuk yang ada di depan rumahnya.
Anak tersebut bercerita mengenai masa sulit yang tengah dihadapinya hari itu. Ia meminta masukan dari kakek tersebut. Kakek itu pun tersenyum dan mengusap kepala anak tersebut sambil berkata “tunggu sebentar ya nak..”
Kakek itu pun masuk ke dalam rumahnya dan membawa segelas air, sendok beserta garam. Lalu kakek tersebut meminta anak itu untuk memasukkan segenggam garam ke dalam gelas tersebut dan mengaduknya dengan sendok. Lalu meminta anak tersebut untuk mencicipinya dan mengatakan apa rasa dari air tersebut.
Setelah melakukan apa yang diminta kakek tersebut, anak itu mengatakan bahwa air tersebut terasa pahit. Kakek tersenyum dan memberikan segenggam garam lagi pada anak tersebut dan menyuruhnya memasukkannya ke dalam air telaga dan mengaduknya.
Sama seperti apa yang dianjurkannya pada gelas yang tadi. Setelah mengaduknya, anak itu pun berbicara bahwa air telaga itu sangat menyegarkan dan sama sekali tidak ada rasa asin atau pahit dari garam yang sudah dimasukkannya itu. Kakek tersebut kembali tersenyum dan mengajaknya duduk di tempat semula.
Kakek tersebut mengatakan bahwa masalah diibaratkan sebagai garam. Masalah akan memiliki takaran yang sama. Yang membedakan rasa yang diterima oleh kita adalah wadahnya. Jika kita menerimanya dengan sempit seperti gelas yang tadi, maka akan terasa tidak enak, pahit. Namun bila kita menerimanya dengan hati yang lapang seperti yang terjadi pada air telaga itu, yang dirasa hanya ada kesegarannya saja. Anak itu pun tersenyum dan memeluk kakek tersebut.
Seberat apapun masalah yang kita hadapi, setakluk apapun kita pada masalah yang kita hadapi, ingatlah bahwa diri kita masih mempunyai amanah di dunia ini. Namun, kita juga harus mengukur diri kita.
Jika kita sudah merasa down akan sesuatu, itu tandanya diri kita sedang membutuhkan istirahat dan membutuhkan waktu untuk sendiri disertai dengan dukungan orang-orang sekitar. Tahan persepsi negatif apapun yang membuat kepala dan pikiran kita menjadi semakin mumet, dan ubahlah persepsi anda menjadi positif.
Pikirkanlah bahwa anda itu berguna. Jika tidak dalam kegiatan yang ini, mungkin dalam kegiatan yang lain. Jika tidak dalam semua kegiatan, mungkin dibalik kecerobohan yang anda miliki, Allah telah menjadikan anda sebagai penyelamat yang sangat berguna bagi kehidupan orang lain.
Karena mungkin kebergunaan orang yang tidak ceroboh telah Allah tempatkan pada tempat yang lain. Allah memberikan kita jalan yang pasti kita bisa lalui itu dengan takaran kemampuan kita masing-masing.
Allah memberikan kita masalah, karena Allah sayang kepada kita. Allah ingin kita jalan mulus di dunia ini, dengan menggunakan sandal atau sepatu untuk melindungi kaki kita dari jalan kasar yang akan menyakiti kaki kita. Karenanya, untuk mendapatkan sendal atau sepatu tersebut, kita harus melewati berbagai ujian untuk membentuk pribadi yang tangguh dan lapang dalam menjalani kehidupan. Semoga kita semua selalu berada dalam lindunganNya, dan semoga kita termasuk ke dalam orang-orang yang tangguh dan lapang dalam menjalani kehidupan ini. Amin ya robbal alamin.. :)
Maka inilah hal yang bisa membantu teman-teman semua untuk bangkit dari rasa down tersebut :
1. Banyak mempersibuk diri dengan hal yang positif dan renungkan kata-kata ini : “jika kita merasa lelah setelah mengerjakan kebaikan, maka lelah akan tergantikan. Dan kebaikan akan menjadi sebuah pahala” –ummar bin khattab-
2. Setiap merasa down dan terdeteksi akan terjangkitnya virus bad mood, ingat dan resapilah cerita berikut :
Ada dua buah ember yang selalu dipakai pemuda untuk mengantarkan air kepada rumah warga tiap harinya ia mengantarkan 2liter dari ember tersebut. Namun pada suatu hari, salah satu ember tersebut ada yang retak. Sehingga pemuda yang selalu membawa air tersebut hanya dapat mengantarkan satu setengah liter air pada setiap rumah warga.
Ember yang memiliki keretakan merasa minder dengan ember yang satunya. Karena ia hanya dapat membawa setengah liter tiap harinya. Setelah berjalan aktifitas pemuda tersebut selama 2 tahun.
Ember retak tersebut berbicara kepada pemuda tersebut. Wahai pemuda, maafkanlah aku, karena kekuranganku, aku hanya dapat membawa setengah liter saja tiap harinya. Aku malu pada diriku sendiri. Aku selalu menumpahkan setengah liter air sisanya ke jalan. Aku minta maaf atas hal itu wahai pemuda. Aku telah mengurangi jumlah penghasilanmu selama 2 tahun terakhir ini.
Sang pemuda hanya tersenyum melihat ember yang mengeluh tersebut. Lalu ia berkata, janganlah kamu merasa minder atas kekuranganmu wahai ember retak. Karena sesungguhnya, bukit yang selalu kita lewati saat menuju ke rumah warga itu, selalu mendapatkan air dari retakanmu itu, sehingga bukit tersebut menjadi bukit yang penuh dihiasi oleh tanaman berbunga.
Jangan merasa menyesal ember, dengan segala kekurangan yang kamu punya, karena dibalik itu semua Allah sudah memperhitungkan dan membuat engkau berguna dengan kekurangan engkau itu dari segi yang lainnya.
3. Memaknai lebih dalam pesan yang ada dalam cerita dibawah ini:
Ada seorang anak yang berlari menghampiri kakek tua yang sedang memandangi telaga sejuk yang ada di depan rumahnya.
Anak tersebut bercerita mengenai masa sulit yang tengah dihadapinya hari itu. Ia meminta masukan dari kakek tersebut. Kakek itu pun tersenyum dan mengusap kepala anak tersebut sambil berkata “tunggu sebentar ya nak..”
Kakek itu pun masuk ke dalam rumahnya dan membawa segelas air, sendok beserta garam. Lalu kakek tersebut meminta anak itu untuk memasukkan segenggam garam ke dalam gelas tersebut dan mengaduknya dengan sendok. Lalu meminta anak tersebut untuk mencicipinya dan mengatakan apa rasa dari air tersebut.
Setelah melakukan apa yang diminta kakek tersebut, anak itu mengatakan bahwa air tersebut terasa pahit. Kakek tersenyum dan memberikan segenggam garam lagi pada anak tersebut dan menyuruhnya memasukkannya ke dalam air telaga dan mengaduknya.
Sama seperti apa yang dianjurkannya pada gelas yang tadi. Setelah mengaduknya, anak itu pun berbicara bahwa air telaga itu sangat menyegarkan dan sama sekali tidak ada rasa asin atau pahit dari garam yang sudah dimasukkannya itu. Kakek tersebut kembali tersenyum dan mengajaknya duduk di tempat semula.
Kakek tersebut mengatakan bahwa masalah diibaratkan sebagai garam. Masalah akan memiliki takaran yang sama. Yang membedakan rasa yang diterima oleh kita adalah wadahnya. Jika kita menerimanya dengan sempit seperti gelas yang tadi, maka akan terasa tidak enak, pahit. Namun bila kita menerimanya dengan hati yang lapang seperti yang terjadi pada air telaga itu, yang dirasa hanya ada kesegarannya saja. Anak itu pun tersenyum dan memeluk kakek tersebut.
Seberat apapun masalah yang kita hadapi, setakluk apapun kita pada masalah yang kita hadapi, ingatlah bahwa diri kita masih mempunyai amanah di dunia ini. Namun, kita juga harus mengukur diri kita.
Jika kita sudah merasa down akan sesuatu, itu tandanya diri kita sedang membutuhkan istirahat dan membutuhkan waktu untuk sendiri disertai dengan dukungan orang-orang sekitar. Tahan persepsi negatif apapun yang membuat kepala dan pikiran kita menjadi semakin mumet, dan ubahlah persepsi anda menjadi positif.
Pikirkanlah bahwa anda itu berguna. Jika tidak dalam kegiatan yang ini, mungkin dalam kegiatan yang lain. Jika tidak dalam semua kegiatan, mungkin dibalik kecerobohan yang anda miliki, Allah telah menjadikan anda sebagai penyelamat yang sangat berguna bagi kehidupan orang lain.
Karena mungkin kebergunaan orang yang tidak ceroboh telah Allah tempatkan pada tempat yang lain. Allah memberikan kita jalan yang pasti kita bisa lalui itu dengan takaran kemampuan kita masing-masing.
Allah memberikan kita masalah, karena Allah sayang kepada kita. Allah ingin kita jalan mulus di dunia ini, dengan menggunakan sandal atau sepatu untuk melindungi kaki kita dari jalan kasar yang akan menyakiti kaki kita. Karenanya, untuk mendapatkan sendal atau sepatu tersebut, kita harus melewati berbagai ujian untuk membentuk pribadi yang tangguh dan lapang dalam menjalani kehidupan. Semoga kita semua selalu berada dalam lindunganNya, dan semoga kita termasuk ke dalam orang-orang yang tangguh dan lapang dalam menjalani kehidupan ini. Amin ya robbal alamin.. :)
- Penulis : Syifaur Rahmah
- Dikirim pada 17 Juni 2015
Tag :
Inspirasi
0 Komentar untuk "Inilah Yang Harus Dilakukan Ketika Sedang Merasa Down"
Silakan berkomentar sesuai dengan isi postingan. Berkomentarlah dengan positif dan membangun. Mohon untuk tidak menyertakan link aktif. Terimakasih