Skenario Pelaksanaan Micro Teaching
Proses kerja atau skenario dari setiap elemen dalam Micro Teaching dapat dijelaskan dalam sebuah fungsi dan peran setiap unsur.
Berikut fungsi dan peran setiap unsur Micro Teaching :
1. Fungsi dan peran guru yang berlatih (trainee)
Meskipun Micro Teaching merupakan pembelajaran yang disederhanakan, termasuk waktunya, tetapi calon pendidik maupun pendidik yang melakukan Micro Teaching tetap harus menempuh setiap tahapan pembelajaran dari mulai kegiatan pembuka, inti, dan penutup.
Maka dari itu peserta yang melakukan Micro Teaching harus menyesuaikan dengan waktu yang tersedia. Setiap peserta yang mengikuti Micro Teaching perlu memfokuskan pembelajaran pada jenis-jenis keterampilan tertentu ketika berlatih.
Yang paling membedakan Micro Teaching dengan Real Teaching terletak pada “fokus jenis keterampilan” yang akan dilatihkan. Pembelajaran mikro sebagai tempat berlatih hanya memusatkan perhatian dan kemampuannya kepada jenis keterampilan spesifik yang belum dikuasai, sehingga perlu pelatihan melalui Micro Teaching dan unsur-unsur yang lain hanyalah sebagai penunjang.
Misalnya, ketika calon pendidik ingin melatih keterampilan bertanya, maka jenis keterampilan itu harus mendominasi dari jenis keterampilan yang lainnya. Dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh pendidik maupun calon pendidik yang sedang berlatih apakah sudah dapat mengkondisikan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran atau tidak.
2. Fungsi dan peran siswa
Dalam Micro teaching peserta yang berperan sebagai siswa harus memposisikan dirinya sebagai siswa yang sedang mengikuti pembelajaran seperti biasanya. Bahkan dalam Micro Teaching fungsi dan peran siswa bisa berperan ganda, yaitu sebagai siswa dan juga sebagai observer yang mengamati guru praktikan dan bisa mencatat kekurangan dan kelebihan dari guru praktikan (peer teaching).
3. Fungsi dan peran observer
Seperti yang telah kita ketahui bahwa tugas seorang observer adalah mengamati, yaitu mengamati guru praktikan yang sedang berlatih mempraktikan untuk menjadi guru yang sebenarnya.
Observer dalam pembelajaran mikro memiliki kedudukan yang penting, karena dengan adanya observer guru yang berlatih dapat mengetahui kekurangan dan kelebihannya tanpa harus merasa diawasi, karena yang menjadi observer adalah rekan sejawat.
Untuk menunjang kelancaran tugas pihak observer, perhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut:
a. Format Observasi
Isi format observasi tentu saja harus disesuaikan dengan setiap jenis keterampilan yang dilatihkannya.
b. Melihat dan mendengarkan
Observer tidak boleh ikut campur (intervensi) ketika pembelajaran sedang berlangsung. Sesuai dengan fungsinya observer hanya mengamati dan merekam apa yang dilihat dan didengar, sesuai dengan format observasi yang dipegangnya. Observer perlu memiliki catatan penting sesuai dengan pengalaman yang dimiliki.
c. Fokus pada penampilan
Observer ketika melakukan tugasnya mengobservasi guru yang sedang berlatih, hanya membatasi dan memfokuskan pada penampilan keterampilan yang sedang dilatihkannya. Adapun unsur-unsur lain yang diluar fokus latihan apalagi menyangkut dengan unsur kepribadiannya sebaiknya diabaikan saja “focus on presentation behavior, not on personality characteristics and judgments” (Sheridian.2005).
4. Fungsi dan peran pembimbing
Dalam Micro Teaching, fungsi dan peran pembimbing atau dosen mata kuliah pembelajaran mikro adalah memonitor seluruh pelaksanaan pembelajaran mikro, bertugas mengelola seluruh pelaksanaan pembelajaran mikro, melihat apakah seluruh peserta sudah melakukan tugasnya masing-masing dan juga mencacat serta menyimpulkan seluruh aspek dalam pembelajaran mikro yang hasilnya akan dijadikan dasar untuk melakukan diskusi umpan balik sebagai bahan proses bimbingan pada proses pembelajaran mikro berikutnya.
5. Fungsi dan peran sarana/fasilitas pendukung
Sarana/fasilitas pendukung dalam pembelajaran mikro juga tidak kalah penting. Sarana/fasilitas yang mendukung dapat menentukan kualitas yang dihasilkan dalam pembelajaran mikro.
Idealnya sarana dan fasilitas pendukung yang harus dimiliki untuk kelancaran pembelajaran mikro antara lain terdiri dari:
a. Ruang khusus (laboratorium) pembelajaran mikro dengan setting ruangan dibagi kedalam tiga bagian utama yaitu:
1) Ruang kelas untuk pembelajaran
2) Ruang observasi, yaitu tempat untuk observer melihat langsung penampilan guru.
Batas antara ruang observasi dengan ruang kelas penampilan, sebaiknya disekat oleh kaca yang hanya tembus pandang dari satu sisi (observer), sementara pihak guru dan siswa di ruang kelas penampilan tidak dapat melihat ke ruang observer,
3) Ruang teknisi yang akan mengoperasikan peralatan perekam (Audio visual). Demikian halnya ruang teknisi, sama dengan ruang observer disekat oleh kaca yang hanya dapat dilihat dari satu arah yaitu dari pihak teknisi saja.
b. Kamera perekam; yaitu kamera yang dipasang didalam ruang kelas untuk merekam seluruh aktivitas guru dan siswa selama berlangsungnya pembelajaran mikro.
c. Ruang proyeksi; yaitu suatu ruang pembelajaran yang akan digunakan untuk memutar ulang hasil rekaman pada saat guru berlatih mengajar.
d. Ruang Lab Pembelajaran mikro sebagai tempat melatih keterampilan mengajar bagi calon guru dan para guru.
Proses kerja atau skenario dari setiap elemen dalam Micro Teaching dapat dijelaskan dalam sebuah fungsi dan peran setiap unsur.
Berikut fungsi dan peran setiap unsur Micro Teaching :
1. Fungsi dan peran guru yang berlatih (trainee)
Meskipun Micro Teaching merupakan pembelajaran yang disederhanakan, termasuk waktunya, tetapi calon pendidik maupun pendidik yang melakukan Micro Teaching tetap harus menempuh setiap tahapan pembelajaran dari mulai kegiatan pembuka, inti, dan penutup.
Maka dari itu peserta yang melakukan Micro Teaching harus menyesuaikan dengan waktu yang tersedia. Setiap peserta yang mengikuti Micro Teaching perlu memfokuskan pembelajaran pada jenis-jenis keterampilan tertentu ketika berlatih.
Yang paling membedakan Micro Teaching dengan Real Teaching terletak pada “fokus jenis keterampilan” yang akan dilatihkan. Pembelajaran mikro sebagai tempat berlatih hanya memusatkan perhatian dan kemampuannya kepada jenis keterampilan spesifik yang belum dikuasai, sehingga perlu pelatihan melalui Micro Teaching dan unsur-unsur yang lain hanyalah sebagai penunjang.
Misalnya, ketika calon pendidik ingin melatih keterampilan bertanya, maka jenis keterampilan itu harus mendominasi dari jenis keterampilan yang lainnya. Dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh pendidik maupun calon pendidik yang sedang berlatih apakah sudah dapat mengkondisikan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran atau tidak.
2. Fungsi dan peran siswa
Dalam Micro teaching peserta yang berperan sebagai siswa harus memposisikan dirinya sebagai siswa yang sedang mengikuti pembelajaran seperti biasanya. Bahkan dalam Micro Teaching fungsi dan peran siswa bisa berperan ganda, yaitu sebagai siswa dan juga sebagai observer yang mengamati guru praktikan dan bisa mencatat kekurangan dan kelebihan dari guru praktikan (peer teaching).
3. Fungsi dan peran observer
Seperti yang telah kita ketahui bahwa tugas seorang observer adalah mengamati, yaitu mengamati guru praktikan yang sedang berlatih mempraktikan untuk menjadi guru yang sebenarnya.
Observer dalam pembelajaran mikro memiliki kedudukan yang penting, karena dengan adanya observer guru yang berlatih dapat mengetahui kekurangan dan kelebihannya tanpa harus merasa diawasi, karena yang menjadi observer adalah rekan sejawat.
Untuk menunjang kelancaran tugas pihak observer, perhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut:
a. Format Observasi
Isi format observasi tentu saja harus disesuaikan dengan setiap jenis keterampilan yang dilatihkannya.
b. Melihat dan mendengarkan
Observer tidak boleh ikut campur (intervensi) ketika pembelajaran sedang berlangsung. Sesuai dengan fungsinya observer hanya mengamati dan merekam apa yang dilihat dan didengar, sesuai dengan format observasi yang dipegangnya. Observer perlu memiliki catatan penting sesuai dengan pengalaman yang dimiliki.
c. Fokus pada penampilan
Observer ketika melakukan tugasnya mengobservasi guru yang sedang berlatih, hanya membatasi dan memfokuskan pada penampilan keterampilan yang sedang dilatihkannya. Adapun unsur-unsur lain yang diluar fokus latihan apalagi menyangkut dengan unsur kepribadiannya sebaiknya diabaikan saja “focus on presentation behavior, not on personality characteristics and judgments” (Sheridian.2005).
4. Fungsi dan peran pembimbing
Dalam Micro Teaching, fungsi dan peran pembimbing atau dosen mata kuliah pembelajaran mikro adalah memonitor seluruh pelaksanaan pembelajaran mikro, bertugas mengelola seluruh pelaksanaan pembelajaran mikro, melihat apakah seluruh peserta sudah melakukan tugasnya masing-masing dan juga mencacat serta menyimpulkan seluruh aspek dalam pembelajaran mikro yang hasilnya akan dijadikan dasar untuk melakukan diskusi umpan balik sebagai bahan proses bimbingan pada proses pembelajaran mikro berikutnya.
5. Fungsi dan peran sarana/fasilitas pendukung
Sarana/fasilitas pendukung dalam pembelajaran mikro juga tidak kalah penting. Sarana/fasilitas yang mendukung dapat menentukan kualitas yang dihasilkan dalam pembelajaran mikro.
Idealnya sarana dan fasilitas pendukung yang harus dimiliki untuk kelancaran pembelajaran mikro antara lain terdiri dari:
a. Ruang khusus (laboratorium) pembelajaran mikro dengan setting ruangan dibagi kedalam tiga bagian utama yaitu:
1) Ruang kelas untuk pembelajaran
2) Ruang observasi, yaitu tempat untuk observer melihat langsung penampilan guru.
Batas antara ruang observasi dengan ruang kelas penampilan, sebaiknya disekat oleh kaca yang hanya tembus pandang dari satu sisi (observer), sementara pihak guru dan siswa di ruang kelas penampilan tidak dapat melihat ke ruang observer,
3) Ruang teknisi yang akan mengoperasikan peralatan perekam (Audio visual). Demikian halnya ruang teknisi, sama dengan ruang observer disekat oleh kaca yang hanya dapat dilihat dari satu arah yaitu dari pihak teknisi saja.
b. Kamera perekam; yaitu kamera yang dipasang didalam ruang kelas untuk merekam seluruh aktivitas guru dan siswa selama berlangsungnya pembelajaran mikro.
c. Ruang proyeksi; yaitu suatu ruang pembelajaran yang akan digunakan untuk memutar ulang hasil rekaman pada saat guru berlatih mengajar.
d. Ruang Lab Pembelajaran mikro sebagai tempat melatih keterampilan mengajar bagi calon guru dan para guru.
Tindak Lanjut Micro Teaching
Setelah melakukan pembelajaran mikro, tindak lanjut yang perlu dilakukan adalah :
1. Memutar ulang (play back) hasil rekaman (apabila ruang micro teaching dilengkapi dengan kamera video)
2. Komentar dan diskusi umpan balik untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan peserta yang telah melakukan pembelajaran mikro. Komentar (kritik dan saran) yang diajukan sebaiknya :
- Spesifik dan nyata (kritik dan saran langsung tertuju pada jenis keterampilan yang ingin ditingkatkan)
- Terpusat pada perilaku penampilan
- Tidak hanya kekurangan yang disampaikan
3. Self evaluation (refleksi diri) dari kritik dan saran yang telah didiskusikan
4. Tindak lanjut (berlatih ulang) ketika masih butuh pelatihan untuk meningkatkan keterampilan mengajar
Tag :
Pendidikan
0 Komentar untuk "Skenario Pelaksanaan dan Tindak Lanjut Pembelajaran Mikro (Micro Teaching)"
Silakan berkomentar sesuai dengan isi postingan. Berkomentarlah dengan positif dan membangun. Mohon untuk tidak menyertakan link aktif. Terimakasih