Bikin Kamu Jadi Genius

Bagaimana Jika Anak Bersekolah Terlalu Dini?


Pada umumnya para orangtua berpikir bahwa anak usia dini sangat mudah menerima dan mengingat sebuah informasi, maka dari itu kebanyakan orangtua berpikir bahwa pada usia dini anak perlu di sekolahkan agar tumbuh menjadi anak yang cerdas. Sebagian besar orangtua berpikir bahwa semakin dini anak di sekolahkan, maka akan semakin berkembang pengetahuannya. Sehingga ada orangtua yang menyekolahkan anaknya sedini mungkin, bahkan ada orangtua yang memasukan anaknya pra sekolah pada usia 2-3 tahun. 

Nah, sebagai orangtua mari kita bercermin. Apakah ketika akan menjadi orangtua kita memiliki cukup ilmu dan pengetahuan untuk mendidik seorang anak? Apakah begitu meyakini bahwa seorang anak harus segera cerdas sedini mungkin agar kelak ia menjadi sosok manusia yang cerdas?

Betapa kita hanya disiapkan menjadi seorang ahli, tetapi tidak memiliki bekal yang cukup untuk menjadi orangtua yang mengetahui berbagai hal untuk mendidik seorang anak, tidak memiliki kesabaran dan endurance untuk menjadi orangtua.
Akibat Anak Sekolah Terlalu Dini
Sumber Gambar: alfridhani.blogspot.com
Rata-rata ilmu yang dimiliki orangtua untuk mendidik anaknya serba tanggung hingga berujung pada keyakinan yang salah, dan sayangnya keyakinan yang salah ini bisa berubah menjadi societal false belief (keyakinan yang salah pada sekelompok orang). Akibatnya false belief menyebabkan adanya pembenaran karena keputusan bersama yang keliru.

Kemudian, apa solusinya? Kapan seorang anak baik untuk disekolahkan?


Pada tahap anak usia dini, yang berkembang itu adalah pusat perasaan, sehingga anak usia dini harus menjadi anak yang bahagia, bukan menjadi anak yang pintar. Pintar itu ada waktunya ya mam!

1. Permaianan terbaik adalah bermain bersama orangtua.
Sebagian orangtua mungkin juga berpikir, “di sekolah kan bisa belajar sambil bermain?”, “anak juga perlu diajarkan untuk bersosialisasi dengan beragam orang.” Namun, sebenarnya anak usia dini tidak perlu belajar bersosialisasi dengan beragam orang. Permainan terbaik adalah bermain bersama ayah dan bunda.

Cobalah luangkan waktu untuk bermain bersama anak, entah itu bermain peran, bermain pura-pura, atau mungkin bermain petak umpet. Bermain bersama orangtua dapat menciptakan kelekatan. Tidak perlu ada mainan instan yang lengkap, ajak anak untuk berkreativitas dengan benda-benda yang ada di sekitarnya untuk ia jadikan mainan. Misalnya, membuat mobil-mobilan dari botol bekas atau mungkin menjadikan panci sebagai topi. Itu lebih baik untuk meningkatkan kreativitas anak.

2. Menyemai benih kanker. Itulah hal yang dilakukan orangtua ketika menyekolahkan anak terlalu dini
Menyekolahkan anak terlalu dini sama dengan memaksa otak anak untuk bekerja lebih keras sebelum waktunya. Kita tidak akan pernah tahu kapan kanker akan datang menyerang dan dalam bentuk seperti apa. Anak yang disekolahkan terlalu dini cenderung lebih mudah bosan dan tidak memiliki motivasi belajar ketika ia menginjak usia remaja maupun menginjak usia dewasa.

Semakin muda kita menyekolahkan anak, maka akan semaki besar kemungkinan anak mengalami BLAST (Bored Lonely Afraid-Angry Stress Tired). Anak yang mengalami BLAST lebih cenderung dan rentan menjadi korban maupun pelaku bullying, pornografi, dan kejahatan seksual.

Kapan sebaiknya anak  masuk sekolah?
Usia yang tepat untuk anak memasuki masa sekolah TK A adalah usia 5 tahun, TK B 6 tahun, dan sekolah dasar adalh 7 tahun. Di bawah usia 5 tahun anak tidak perlu bersekolah.

Tahap perkembangan anak pada usia 0-8 tahun adalah masa anak untuk bermain dan membentuk kelekatan. Maka dari itu jangan cabut anak-anak dari dunianya.

Semoga bermanfaat.

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

1 Komentar untuk "Bagaimana Jika Anak Bersekolah Terlalu Dini?"

ternyata ndak boleh atau tidak dianjurkan ya mas untuk menyekolahkan anak terlalu dini, ada resikonya rupanya

Silakan berkomentar sesuai dengan isi postingan. Berkomentarlah dengan positif dan membangun. Mohon untuk tidak menyertakan link aktif. Terimakasih

Back To Top